Ini Dia Pesaing Aplikasi WhatsApp di 2019


Bos Facebook, Mark Zuckerberg, sempat melaporkan performa perusahaan-perusahaannya, salah satunya adalah WhatsApp. Atas laporan itu sepanjang 2017 lalu, menunjukkan pertumbuhan signifikan dengan menghimpun 1,5 miliar pengguna aktif bulanan alias monthly active users (MAU).

Kemudian, setiap harinya, WhatsApp menangani lebih dari 60 miliar pertukaran pesan antar-pengguna di seluruh dunia. Pertumbuhan ini diramalkan bakal terus meningkat, seiring penetrasi internet yang semakin luas.

Mengurucut ke dalam negeri, penduduk Indonesia sangat aktif berkirim pesan menggunakan aplikasi media sosial. Laporan bertajuk Survey Penggunaan Teknologi Informasi Tahun 2017 yang dirilis Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia menyebutkan 84,76% responden menyatakan mereka pengguna aktif instant messenger (IM).

Jika ditilik berdasarkan wilayah, jumlah pengguna IM di daerah rural dan urban hampir sama. Sementara itu untuk aplikasi IM yang paling diminati, Whatsapp (WA) memuncaki pilihan responden. Kepopuleran WA sebagai aplikasi IM pilihan juga terlihat dalam survei online Mobile Instant Messaging Survei 2017 yang dilakukan DailySocial.

Sebanyak 97,24% responden survei mengaku pernah menggunakan WhatsApp dan 61,81% mengatakan bahwa WhatsApp adalah aplikasi instant messaging yang paling sering mereka gunakan. Sementara itu aplikasi IM lain yang menjadi pilihan responden adalah LINE (88,49%), BBM (85.82%), dan Facebook Messenger (77,26%).

Tiga teratas setelah WahtsApp bagian dari sekian banyak apliaksi yang akan menyaingi WhatsApp. Bahkan 1 dari lima aplikasi pesaing WhatsApp berikut ini berasal dari Indonesia. Aplikasi apa itu?

Signal

Aplikasi Signal

Salah satu pendiri WhatsApp, Brian Acton, menggelontorkan dana US$50 juta atau sekitar Rp 685 miliar ke pengembang aplikasi pesan instan berbasis enkripsi, seperti WhatsApp, bernama Signal. Mengutip situs Wired, Acton menggelontorkan dana ke Signal karena dirinya telah meninggalkan WhatsApp sejak 2017.

Ia pun menjadi direktur utama di lembaga non-profit, Signal Foundation, dan fokus meningkatkan performa dan keamanan layanan intinya, Signal Messenger. Signal sudah tersedia di ponsel Android maupun iOS.

Selain itu, Signal juga tersedia versi desktop untuk Linux, Windows dan macOS. Signal Foundation dibentuk atas semangat perlindungan privasi. Salah satu divisinya, Signal Protocol, adalah pengembang sistem anti-pengintaian yang saat ini digunakan beberapa aplikasi terenkripsi seperti WhatsApp, Facebook Messenger, dan Skype.

Telegram

Aplikasi Telegram

Platform ini dikenal sebagai salah satu pesaing serius dari WhatsApp. Aplikasi ini menawarkan sejumlah fitur keamanan privasi yang juga menjadi nilai pada WhatsApp. Bicara fitur privat, Telegram punya Secret Chat, enkripsi end to end, pencegah screenshot, dan aplikasi yang lenyap dalam waktu tertentu. Aplikasi ini tersedia lintas platform, yakni Android, iOS, Windows Phone, Windows, macOS, Web sampai Linux.

Together

Aplikasi Together

Yahoo ikut meluncurkan aplikasi chatting bernama Together. Aplikasi ini membawa sejumlah fitur yang merupakan kombinasi dari aplikasi perpesanan dan fungsi obrolan grup. Mengutip Androidauthority, nilai jual utama dari Together yang membedakan dengan aplikasi pesan instan lainnya adalah pengguna bisa masuk ke dalam grup atau chatroom tertentu hanya melalui undangan.

Dengan demikian, aplikasi ini bakal terasa lebih eksklusif dan tertutup serta tidak sembarang orang yang bisa masuk atau dimasukkan ke dalam grup. Pengguna dapat membuat ruang obrolan yang bisa diatur untuk publik maupun pribadi. Kemudian, fitur standar lainnya seperti berbagi file, foto atau memanggil pengguna lain untuk hadir pada aplikasi ini.

Threema

Aplikasi Threema

Platform ini mendefinisikan diri sebagai aplikasi pesan instan yang fokus pada privasi. Threema menjamin pesan yang dikirim pengguna akan dihapus dari server mereka, tak lama setelah pesan terkirim.  Aplikasi ini menawarkan enkripsi end to end untuk semua pesan teks, voice call, transfer file dan obrolan grup.

Callind

Aplikasi Callind

Di antara 'kepungan' aplikasi buatan raksasa teknologi luar, Callind mampu mencuri perhatian. Aplikasi pesan instan lokal ini dirintis sejak 2016 oleh Novi Wahyuningsih, wanita asal Kebumen, Jawa Tengah.

Peluncuran Callind bertepatan dengan peringatan Hari Kartini pada 21 April 2018. Callind adalah aplikasi chatting yang memungkinkan pengguna kirim pesan secara private, broadcast message, kirim foto, hingga video call.

Callind, yang merupakan singkatan dari Calling Indonesia, ditargetkan menggaet lima juta pengguna sepanjang tahun 2018, dan 50 juta pengguna dalam tiga tahun mendatang.

Penulis: Sopan Sopian (@rung.sopian)

Comments

Popular Posts